Kamis, 31 Desember 2020
cara membuat Gif
Rabu, 30 Desember 2020
Cara membuat poster
Cara mengubah Background foto menggunakan Aplikasi PicsArt
Senin, 23 November 2020
PEMETAAN SERAT
Serat
Alam
Serat
merupakan jenis bahan yang berupa potongan-potongan suatu komponen yang berbentuk
memanjang dan utuh. Serat biasanya digunakan sebagai bahan baku pada usaha
tesktil yaitu dalam pembuatan benang dan kain. Serat Alam, yaitu bahan serat
yang berasal dari alam seperti hewan dan tumbuhan. Bahan serat alam dikenal
oleh orang semenjak ribuan tahun yang lalu sebelum Masehi. Beberapa bukti
sejarah yang mencatat jika serat alam sudah dipergunakan semenjak tahun 2.640
SM.
Hal
ini terbukti dengan negara yang pertama kali mengolah bahan serat alam ialah
negara Cina. Cina sejak dahulu kala sudah menghasilkan serat sutera. Cina
begitu tertarik dengan serat sutera yang dihasilkan dari ulat, yang mana bahan
ini diolah menjadi benang yang digunakan untuk kebutuhan produk tekstil. Tidak
hanya serat sutera saja, bahan serat alam yang lain itu berupa kapas. Pada
tahun 1.540 SM, sudah berdiri industri kapas di India.
Serat
alam, terbagi atas:
1. Serat tumbuhan biasanya berasal dari biji, buah, daun, dan batang.
2. Serat hewan biasanya berasal dari stapel dan filamen.
Serat
alami juga masih bisa digolongkan ke dalam :
1. Serat tumbuhan atau serat pangan. Biasanya tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan kadang-kadang mengandung pula yang namanya lignin. Contoh dari serat jenis ini sendiri adalah katun dan kain ramie. Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuat kertas serta tekstil. Serat tumbuhan juga cukup penting untuk nutrisi manusia.
2. Serat kayu. Serat yang berasal dari batang tumbuhan yang berkayu.
3. Serat hewan. Pada umumnya, tersusun atas protein tertentu. Contoh dari serat hewan ini yang dimanfaatkan oleh manusia saat ini ialah serat ulat (sutra) dan bulu domba (wol).
4. Serat mineral. Pada umumnya dibuat dari asbestos. Saat ini, asbestos menjadi salah satunya mineral yang secara alami terdapat pada bentuk serat panjang.
Jenis-jenis
serat
a. Jenis serat tumbuhan
1. Serat
Kapas
Kapas (dari bahasa Hindi kapas, sendirinya dari bahasa
Sanskerta karpasa) adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis
Gossypium (biasa disebut "pohon"/tanaman kapas), tumbuhan 'semak'
yang berasal dari daerah tropika dan subtropika. Serat kapas menjadi bahan
penting dalam industri tekstil.
Kelebihan Serat Kapas
·
Kuat dan tidak mudah
sobek
Kekurangan Serat
Kapas
·
Pembuatannya memakan
waktu lama
2. Serat
Kapuk
Kapuk randu atau kapuk (Ceiba pentandra) adalah pohon
tropis yang tergolong ordo Malvales dan famili Malvaceae (sebelumnya
dikelompokkan ke dalam famili terpisah Bombacaceae). Tanaman ini berasal dari
Amerika Selatan bagian utara, Amerika Tengah dan Karibia. Untuk varitas C.
pentandra var. guineensis berasal dari sebelah barat Afrika.
Karakteristik Serat Kapuk :
-
Waran serat coklat
kekuning-kuningan
-
Berat jeis zat serat
sangat kecil
Kelebihan
Serat Kapuk:
·
Kapuk tidak mudah rusak
karena memang tidak disukai oleh binatang pengganggunya
·
Penggunaan kapuk dalam
berbagai keperluan memerlukan jumlah yang sedikit dibanding dengan bahan lain
·
Kapuk dapat dikembalikan
keadaanya seperti semula dengan cara dijemur dibaawah sinar matahari
Kekurangan
Serat Kapuk ;
·
Menyebabkan alergi
pernafasan karena kapuk memiliki partikel-partikel kecil yang tidak terlihat
·
Kapuk menjadi tempat
favorit bagi tungau dan mudah dihinggapi debu.
3. Serat
Serabut Kelapa
Sabut biasanya disebut sebagai limbah yang hanya ditumpuk di bawah tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Dari produk cocofibre akan menghasilan aneka macam derivasi produk yang manfaatnya sangat luar biasa. Di beberapa Negara termasuk Indonesia sabut kelapa diolah menjadi pupuk tanaman.
Kelebihan Serat Sabut Kelapa
·
Dapat menyerap air dengan
baik
·
Lebih tahan lama
Kelemahan Serat
Sabut Kelapa :
·
Tidak sesuai untuk
tanaman akar yang tidak boleh basah
·
Cepat putus
4. Serat
abaka
Serat abaka merupakan salah satu tipe serat dari
tanaman. Serat abaka ialah serat yang dihasilkan dari tanaman Musa Textilis,
ialah salah satu tipe semacam tanaman pisang namun berasal dari Filipina. Serat
abaka diketahui dengan istilah manila.
Karakteristik serat Abaka
-
Bercorak putih hingga
kuning gading
-
Terdapat yang bercorak
cream hingga coklat muda
- Terdapat pula yang bercorak kehitam- hitaman
Kelebihan Serat Abaka :
·
Awet, lentur, tahan
salinitas
Kelemahan Serat
Abaka:
·
Tidak tahan panas, mudah
kusut
5. Serat
Urena
Serat urena merupakan serat yang
dihasilkan dari tanaman Urena Lobata. Serat urena banyak ditemui di Negeri yang
menghasilkannya( memproduksinya). Ialah seperti Negeri Madagaskar, Brazil,
serta Congo.
Karakteristik
Serat Urena :
-
Bercorak putih sedikit
krem serta berkilau
-
Bertekstur halus serta
lembut
-
Fleksibel
Kelebihan
serta Urena :
·
Bisa digunakan sebagai
obat herbal
·
Jika dipanen lebih awal
serat akan lebih halus
Kekurangan serat
urena :
·
Jika dipanen terlalu lama
serat akan menjadi kasar, kurang putih, dan retting lebih sulit
6. Serat
Rami
Serat
rami merupakan serat yang berasal dari batang tumbuhan Boehmeria Nivea. Serat
rami sudah lama digunakan semenjak 5000- 3300 tahun saat sebelum Masehi. Serat
ini sudah lama digunakan oleh Negeri Cina, mereka menngunakan serat ini
bagaikan bahan pembungkus mayat( mummy). Negara- Negara yang banyak menciptakan
serat rami merupakan: Negeri China, Negeri Filipina, Negeri Jepang, Negeri
Amerika Serikat, Negeri Taiwan.
Karakteristik
Serat Rami
-
Mempunyai corak yang
sangat putih
-
Tidak berganti rupanya
meski terserang cahaya matahari
-
Tahan terhadap kuman
ataupun jamur
-
Mempunyai tekstur yang
lentur serta aman buat dipakai
Kelebihan
Serat Rami
·
Serat Rami sangat tahan
terhadap bakteri dan jamur
·
Serat rami lebih cepat
kering dari serat kapas
·
Serat rami lebih Panjang
daripada serat kapas
·
Kain serta rami yang
dicampur dengan serat sintesis (polyester dan rayon), apabila dipakai akan
terasa dingin, tahan kusut, dan mudah menyerap keringat
Kekurangan Serat
Rami
·
Serat rami dapat turun
kekuatannya atau rusak dalam beberapa kondisi asam kuat
·
Serat rami mempunyai
ketahanan yang baik terhadap panas namun warna serat akan berubah
kekuning-kuningan bila dipanaskan pada suhu 120oC selama 5 jam
Sabtu, 21 November 2020
PEWARNAAN DAN PENYEMPURNAAN BAHAN TEKSTIL
Proses pewarnaan bahan tekstil ini adalah dimana warna
dari tekstil tersebut disempurnakan melalui beberapa tahapan. Proses
pewarnaan pada bahan tekstil pada umumnya meliputi proses berikut ini:
1. Pencelupanya itu pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dengan warna yang sama pada seluruh bahan tekstil dengan 3 komponen bahan utama yaitu zat warna, air dan obat bantu.
2. Pencapan adalah pemberian warna pada bahan tekstil secara setempat pada permukaan bahan tekstil sehingga menimbulkan komposisi warna dan motif tertentu dengan 3 komponen bahan utama adalah zat warna, pengental dan obat bantu.
2.
3. Pencoletan
adalah pewarnaan ini di lakukan dengan menggunakan kuas atau catoonbut untuk
memberi warna pada motif kecil seperti bunga, daun atau isian.
Proses
pewarnaan diatas umumnya dilakukan
di Industri tekstil. Untuk produk tekstil yang digunakan untuk kepentingan terbatas
(biasanya menyangkut karyaseni )ada juga cara pewarnaan lain
seperti menggunakan teknik lukis, air brush dsb.
Proses
pencelupan dapat dilakukan pada bahan tekstil baik masih berupa serat,
benang ataupun kain. Pencelupan pada serat biasanya dilakukan untuk menghasilkan
motif atau komposisi warna pada benang ataupun kain yang komposisi warna/motif
tersebut bukan dari hasil pencapan namun efek warna yang ditimbulkan oleh campuran seratnya.
Pencelupan pada benang dilakukan untuk memberi warna pada benang dan
jika benang tersebut ditenunakan menghasilkan kain yang memiliki komposisi warna
/corak tertentu dari susunan dan persilangan benang lusi dan pakan. Misalnya corak
yang ada pada sarung, lurik, baju kotak – kotak, kain kasur,
kain selimut bergaris dsb. Pencelupan pada
kain dilakukan untuk mewarnai kain secara merata dengan warna yang sama pada
seluruh kain. Proses pencelupan juga dapat menimbulkan
motif/corak tertentu jika kain/benang tersusun atas dua jenis atau lebih serat yang
berbeda karena masing-masing jenis serat memiliki kemampuan celup dan efek warna yang
berbeda-beda terhadap satu jenis zat warna yang digunakan.
Proses
pencapan pada bahan tekstil dapat dilakukan pada benang atau kain. Pada proses
pencapan diperlukan pasta cap yang terdiri dari zatwarna, pengental dan
zat-zat pembantu yang tergantung pada jenis serat dan jenis zat warna yang
digunakan. Berdasarkan alat atau mesin yang digunakan,
pencapan digolongkan sebagaiberikut:
a. Pencapansemprot (Spray
printing)
b. Pencapan Blok (Block
Printing)
c. PencapanPenotine
(penotine printing)
d. Pencapanbulu (Flock
Printing)
e. Pencapankasa (Screen
Printing)
f. Pencapan Rotary
(Rotary Printing)
g. PencapanRol (Roller
Printing)
h. Pencapan transfer
(Tranfer printing)
Yang
banyak dan paling popular digunakan adalah screen printing dimana dalam proses
sederhananya adalah seperti proses cetak sablon yang mungkin sudah sering/biasa
kita lakukan.
Faktor
keberhasilan pewarnaan pada bahan tesktil ditentukan oleh :
a. Pemilihan zat warna
(kesesuaian zat warna dan jenis serat)
b. Peralatan dan Sistem pewarnaan
c. Proses pewarnaan meliputi,
larutan/pasta zatwarna, PH, Suhu, Waktu dsb.
2.2 Penyempurnaan Bahan Tekstil
Kain grey atau kain mentah adalah kain yang baru selesai melalui proses penenunan. Kain ini masih kasar, kotor, berkanji dan disebut juga dengan kain blacu. Untuk mendapatkan kain yang siap pakai, kain grey harus melalui proses penyempurnaan terlebih dahulu. Proses penyempurnaan kain bertujuan untuk meningkatkan dan merekayasa sifat dasar serat agar sesuai dengan kebutuhan bahan dasar busana.
1. Pemasakan (scoaring)
Pemasakan merupakan
proses persiapan yang
memegang peranan penting bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkkan bahan untuk menyerap zat-zat
yang ada pada proses berikutnya. Tujuan dari proses
ini adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang
bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami berupa lemak, minyak, pektin, serisin,
gum, kulit biji kapas (pada serat selulosa dan protein) dan
kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada seratsintetik)
sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara merata.
Proses
pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan menggunakan alkali sepertiNaOK dan
Na2CO3. NaOH sebagai alkali berfungsi kuat untuk membantu aktifnya proses pengelantangan.
Sedangkan H2O2 berfungsi sebagai zat oksidator pada proes pengelantangan.
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek detergenisasi dari larutan pemaakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan stimultan dengan proses penghilangan kanji dan pengelantangan. Untuk bahan dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakuan secara terpisah (seratalam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat campuran biasanya dilakukan proses simultan.
2. Pemutihan (bleaching)
Pemutihan adalah
proses menghilangkan warna kekuning-kuningan pada bahan mentah karena pigmen alam sehingga diperoleh bahan
yang putih. Proses ini menggunakan NaOCL, CaOCl (kaporit), SO2,NaSO3 dan
lain-lain.
Kain putih yang didapat dari proses bleaching adalah kain yang siap untuk proses selanjutnya, yaitu proses pencelupan dan printing. Sedangkan kain yang ingin dijual berupa kain putih harus melalui proses lagi dengan pemutih optik yaituz at yang menambah daya kilap karena pengumpulan pemantulan sinar sehingga tampak lebih putih dan berkilau. Zat pemutih optik bersifat fluorocence yaitu mampu menyerap sinar UV dan diubah menjadi sinar yang panjang gelombangnya berubah-ubah.
3. Pencelupan (dyeing)
Pencelupana dalah
proses pemberian warna secara merata dan bersifat permanen dengan menggunakan medium
utama air. Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan zat warna dalam air,
kemudian memasukkan bahan tekstil kedalam larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat.
Pencelupan
menggunakan zat pewarna. Zat pewarna ada yang terbuat secara alami, seperti kunyit,
teh, daun pohon nila dan sebagainya. Namun zat pewarna alami ini hasilnya tidak
konsisten. Zat pewarna sintetis dibandingkan dengan zat pewarna alami lebih baik
dan hasilnya lebih konsisten. Zat warna sintetis digunakan sesuai dengan asal serat
tekstil. Misalnya za twarna direk (wantex) dan reaktif (dilon) dapat digunakan untuk
kain dari seratselulosa, protein dan poliamida. Sedangkan zat warna dispersi
(iretsu) dapat digunakan untuk kain dari semua jenis serat.
Proses pencelupan dibagi menjadi empat tahap. 1) proses difusi, yaitu proses pelarutan zat warna kedalam air. 2) proses migrasi, yaitu proses penempelan zat warna pada permukaan kain. 3) proses absorbsi, yaitu proses masuknya zat warna kedalam serat kain. 4) proses penetrasi, yaitu proses masuknya zat warna ke dalam pusat serat tekstil.
Bahan yang dibutuhkan untuk proses pencelupan : Air sebagai zat pelarut, zat pewarna, zat pembantu (garam, cuka, tawas), suhuantara 40-100 derajat C. Proses pencelupan : 1) masukkan zat pewarna dan zat pembantu kedalam air, 2) panaskan air hingga mencapai suhu yang ditentukan, 3) masukkan kain dan aduk hingga proses penetrasi zat warna, 4) keluarkan kain. Setelah proses pencelupan selesai maka kain harus dicuci untuk menghilangkan sisa zat warna yang tidak dapat diserap lagi (proses fiksasi zat warna).
4. Pewarnaan (colouring)
Proses pewarnaan umumnya dilakukan di industri tekstil. Untuk produk tekstil yang digunakan untuk kepentingan terbatas (biasanya menyangkut karya seni) ada juga cara pewarnaan lain seperti menggunakan teknik lukis, colet, air brush dan sebagainya. Contohnya batik colet, pembuatankain tie dye dan lain-lain.
5. Pencapan (printing)
Proses
pemberian zat warna pada bahan tekstil secara setempat pada permukaan bahan tekstil
sehingga menimbulkan komposisi warna dan motif tertentu dengan tiga komponen utama
yaitu zat warna, pengental dan obat tertentu. Pencapan ada 4 macam yaitu : 1)
Pencapan langsung (direct rinting) yaitu langsung dipermukaan kain putih atau berwarna
muda, 2) Pencapan tumpang (over printing) pencapan pada kain yang sudah di cap,
3) Pencapan etsa, yaitu pencapan pada kain berwarna gelap, 4) pencapan rintang,
yaitu pencapan dengan menggunakan zat perintang warna.
Makna Simbol Dalam Label Busana
Didalam label biasanya terdapat
simbol simbol yang bertujuan untuk memberitaukan bagaimana perawatan yang baik
untuk pakaian tersebut, berikut beberapa
pengertian dari simbol simbol yang terdapat pada label :
A.
Washing (Symbol
Perawatan Pencucian)
Simbol
perawatan pencucian pakaian pada umumnya berbentuk wadah yang berisi air. Penambahan
titik, angka, gambar tangan, garis dan silang mempunyai arti sendiri untuk
jenis pakaian.
- Wadah
dan air
Simbol
ini mempunyai arti bahwa pakaian tersebut dicuci dengan mesin cuci pada semua suhu. Jenis pakaian yang biasanya menggunakan simbol ini adalah pakaian dari bahan cotton,
linen, dan spandex.
- Garis
dibawah wadah
Garis ini mempunyai arti pengaturan
putaran level pada mesin cuci. Tidak terdapat garis mempunyai arti putaran
normal yang biasanya cepat, satu garis berarti
putaran sedang, dan dua garis
putaran lambat.
- Tangan
Gambar tangan didalam wadah artinya bahwa
pakaian hanya boleh dicuci dengan menggunakan tangan dan tidak boleh
menggunakan mesin cuci. Jenis
kain yang hanya boleh dicuci dengan tangan adalah wool dan silk.
- Silang
Gambar silang tepat di wadah menandakan
bahwa pakaian tidak boleh dicuci baik dengan tangan maupun dengan mesin cuci.
Pakaian jenis ini hanya boleh dilakukan perawatan dengan dry clean. Jenis pakaian yang biasa melakukan
perawatan dry clean adalah setelan jas, kulit, atau jenis gaun yang penuh
dengan aksen payet.
- Angka
Merupakan symbol untuk mengatur suhu yang
akan digunakan pada saat pakaian dicuci di mesin cuci. Dan suhu tidak boleh
melebihi angka tersebut.
- Titik
Selaian angka, ada juga yang menggunakan symbol dengan titik. Mempunyai kegunaan untuk mengatur suhu. Semakin banyak titik yang ada, semakin panas suhu yang digunakan.
B. Bleaching (Symbol Perawatan Dengan Pemutih)
1. Segitiga
Pakaian
boleh dicuci dengan segala jenis pemutih
2. garis
Pakaian
hanya boleh menggunakan jenis pemutih yang mengandung chlorine saja.
- Tanda
silang
Pakaian tidak diperbolehkan sama sekali menggunakan pemutih jenis apapun.
C.
Ironing (Symbol
Perawatan Proses Penyetrikaan)
1. 1. Setrika
Pakaian boleh disetrika dengan suhu berapapun atau menggunakan setrika uap.
2. Titik
Simbol ini sebagai pengatur suhu. Semakin
banyak titk yang tertera, semakin panas suhu yang dibutuhkan.
3. Silang pada setrika
Pakaian
tidak boleh disetrika.
4. Silang dibawah setrika
Pakaian tidak boleh menggunakan setrika uap.
D.
Dry Cleaning
(Symbol Perawatan Dengan Proses Dry Cleaning)
1.
Silang
Pakaian
tidak boleh menggunakan proses dry cleaning. Jenis pakaian yang menggunakan bahan wool, silk, rayon
/ viscose, dan acetate.
2.
Lingkaran
atau Huruf A
Simbol
hanya lingkaran atau terdapat huruf A mempunyai arti bahwa pakaian boleh
dirawat dengan dry cleaning menggunakan semua jenis bahan larutan kimia.
3.
Huruf
P
Proses
dry cleaning hanya menggunakan bahan larutan kimia standart seperti Perchloroethylene, R113, dan Hydrocarbon.
4.
Huruf
W
Proses dry cleaning tidak boleh
menggunakan larutan kimia jenis apapun.
5.
Huruf
F
Proses
dry cleaning hanya boleh menggunakan larutan kimia berbasis Petroleum seperti
R113 dan Hydrocarbon.
6.
Lingkaran dengan garis di bawah kanan
Proses dry clean dengan panas yang rendah.
7.
Lingkaran dengan garis di bawah kiri
Proses dry clean dengan siklus yang pendek atau tidak
boleh lama lama.
8.
Lingkaran dengan garis di atas kanan
Proses dry clean tampa uap.
9.
Lingkaran dengan garis di atas kiri
Proses dryclean mengurangi kelembapan, kering
1.
Symbol kotak
Pengeringan tanpa menggunakan mesin cuci
2. Symbol kotak dan lingkaran
Pengeringan dengan menggunakan mesin cuci.
3. Seperti gambar amplop
Pengeringan (penjemuran) boleh menggunalan gantungan atau hanger.
4. Kotak garis
Dijemur ditempat biasa tanpa hanger.
5. Kotak garis 1 rata
Dry Flat atau dijemur pada permukaan rata
6. Kotak garis di pojok
Tidak boleh dijemur langsung dibawah sinar matahari
7. Kotak di silang
Tidak boleh dijemur, jadi hanya boleh dikeringkan menggunakan pengering mesin cuci.
8. Kain di peras disilang
pakaian dilkarang di peras
9. Kotak berisi titik
Keterangan untuk pengaturan suhu pada mesin pengering.
10. Kotak berisi garis
Keterangan pengaturan level putaran pada mesin pengering. 1 strip berarti cepat dan 2 strip berarti lebih lambat.
11. Kotak berisi lingkaran hitam
Tidak
boleh ada panas (no heat) pada saat proses pengeringan.
12.
Tanda silang
Tidak
boleh dikeringkan dengan mesin cuci, harus dijemur.
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik dan s...
