Sabtu, 21 November 2020

PEWARNAAN DAN PENYEMPURNAAN BAHAN TEKSTIL

 

Proses pewarnaan bahan tekstil ini adalah dimana warna dari tekstil tersebut disempurnakan melalui beberapa tahapan. Proses pewarnaan pada bahan tekstil pada umumnya meliputi proses berikut ini:

1.  Pencelupanya itu pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dengan warna yang sama pada seluruh bahan tekstil dengan 3 komponen bahan utama yaitu zat warna, air dan obat bantu.

2. Pencapan adalah pemberian warna pada bahan tekstil secara setempat pada permukaan bahan tekstil sehingga menimbulkan komposisi warna dan motif tertentu dengan 3 komponen bahan utama adalah zat warna, pengental dan obat bantu.


2.                              3. Pencoletan adalah pewarnaan ini di lakukan dengan menggunakan kuas atau catoonbut untuk memberi warna pada motif kecil seperti bunga, daun atau isian.

  

Proses pewarnaan diatas umumnya dilakukan di Industri tekstil. Untuk produk tekstil yang digunakan untuk kepentingan terbatas (biasanya menyangkut karyaseni )ada juga cara pewarnaan lain seperti menggunakan teknik lukis, air brush dsb.

Proses pencelupan dapat dilakukan pada bahan tekstil baik masih berupa serat, benang ataupun kain. Pencelupan pada serat biasanya dilakukan untuk menghasilkan motif atau komposisi warna pada benang ataupun kain yang komposisi warna/motif tersebut bukan dari hasil pencapan namun efek warna yang ditimbulkan oleh campuran seratnya. Pencelupan pada benang dilakukan untuk memberi warna pada benang dan jika benang tersebut ditenunakan menghasilkan kain yang memiliki komposisi warna /corak tertentu dari susunan dan persilangan benang lusi dan pakan. Misalnya corak yang ada pada sarung, lurik, baju kotak – kotak, kain kasur, kain selimut bergaris dsb. Pencelupan pada kain dilakukan untuk mewarnai kain secara merata dengan warna yang sama pada seluruh kain. Proses pencelupan juga dapat menimbulkan motif/corak tertentu jika kain/benang tersusun atas dua jenis atau lebih serat yang berbeda karena masing-masing jenis serat memiliki kemampuan celup dan efek warna yang berbeda-beda terhadap satu jenis zat warna yang digunakan.

Proses pencapan pada bahan tekstil dapat dilakukan pada benang  atau kain. Pada proses pencapan diperlukan pasta cap yang terdiri dari zatwarna, pengental dan zat-zat pembantu yang tergantung pada jenis serat dan jenis zat warna yang digunakan. Berdasarkan  alat atau mesin yang digunakan, pencapan digolongkan sebagaiberikut:

a. Pencapansemprot (Spray printing)

b. Pencapan Blok (Block Printing)

c. PencapanPenotine (penotine printing)

d. Pencapanbulu (Flock Printing)

e. Pencapankasa (Screen Printing)

f. Pencapan Rotary (Rotary Printing)

g. PencapanRol (Roller Printing)

h. Pencapan transfer (Tranfer printing)

Yang banyak dan paling popular digunakan adalah screen printing dimana dalam proses sederhananya adalah seperti proses cetak sablon yang mungkin sudah sering/biasa kita lakukan.

Faktor keberhasilan pewarnaan pada bahan tesktil ditentukan oleh :

a. Pemilihan zat warna (kesesuaian zat warna dan jenis serat)

b. Peralatan dan Sistem pewarnaan

c. Proses pewarnaan meliputi, larutan/pasta zatwarna, PH, Suhu, Waktu dsb.

 

2.2 Penyempurnaan Bahan Tekstil

Kain grey atau kain mentah adalah kain yang baru selesai melalui proses penenunan. Kain ini masih kasar, kotor, berkanji dan disebut juga dengan kain blacu. Untuk mendapatkan kain yang siap pakai, kain grey harus melalui proses penyempurnaan terlebih dahulu. Proses penyempurnaan kain bertujuan untuk meningkatkan dan merekayasa sifat dasar serat agar sesuai dengan  kebutuhan  bahan dasar busana. 

1.     Pemasakan (scoaring)

Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkkan bahan untuk menyerap zat-zat yang ada pada proses berikutnya. Tujuan dari proses ini adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum, kulit biji kapas (pada serat selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada seratsintetik) sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara merata.

Proses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan menggunakan alkali sepertiNaOK dan Na2CO3. NaOH sebagai alkali berfungsi kuat untuk membantu aktifnya proses pengelantangan. Sedangkan H2O2 berfungsi sebagai zat oksidator pada proes pengelantangan.

Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek detergenisasi dari larutan pemaakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan stimultan dengan proses penghilangan kanji dan pengelantangan. Untuk bahan dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakuan secara terpisah (seratalam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat campuran biasanya dilakukan proses simultan.

2.     Pemutihan (bleaching)

Pemutihan adalah proses menghilangkan warna kekuning-kuningan pada bahan mentah karena pigmen alam sehingga diperoleh bahan yang putih. Proses ini menggunakan NaOCL, CaOCl (kaporit), SO2,NaSO3 dan lain-lain.

Kain putih yang didapat dari proses bleaching adalah kain yang siap untuk proses selanjutnya, yaitu proses pencelupan dan printing. Sedangkan kain yang ingin dijual berupa kain putih harus melalui proses lagi dengan pemutih optik yaituz at yang menambah daya kilap karena pengumpulan pemantulan sinar sehingga tampak lebih putih dan berkilau. Zat pemutih optik bersifat fluorocence yaitu mampu menyerap sinar UV dan diubah menjadi sinar yang panjang gelombangnya berubah-ubah.

3.     Pencelupan (dyeing)

Pencelupana dalah proses pemberian warna secara merata dan bersifat permanen dengan menggunakan medium utama air. Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan zat warna dalam air, kemudian memasukkan bahan tekstil kedalam larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat.

Pencelupan menggunakan zat pewarna. Zat pewarna ada yang terbuat secara alami, seperti kunyit, teh, daun pohon nila dan sebagainya. Namun zat pewarna alami ini hasilnya tidak konsisten. Zat pewarna sintetis dibandingkan dengan zat pewarna alami lebih baik dan hasilnya lebih konsisten. Zat warna sintetis digunakan sesuai dengan asal serat tekstil. Misalnya za twarna direk (wantex) dan reaktif (dilon) dapat digunakan untuk kain dari seratselulosa, protein dan poliamida. Sedangkan zat warna dispersi (iretsu) dapat digunakan untuk kain dari semua jenis serat.

Proses pencelupan dibagi menjadi empat tahap. 1) proses difusi, yaitu proses pelarutan zat warna kedalam air. 2) proses migrasi, yaitu proses penempelan zat warna pada permukaan kain. 3) proses absorbsi, yaitu proses masuknya zat  warna kedalam serat kain. 4) proses penetrasi, yaitu proses masuknya zat warna ke dalam pusat serat tekstil.

Bahan yang dibutuhkan untuk proses pencelupan : Air sebagai  zat pelarut, zat pewarna, zat pembantu (garam, cuka, tawas), suhuantara 40-100 derajat C. Proses pencelupan : 1) masukkan zat pewarna dan zat pembantu kedalam air, 2) panaskan air hingga mencapai suhu yang ditentukan, 3) masukkan kain dan aduk hingga proses penetrasi zat warna, 4) keluarkan kain. Setelah proses pencelupan selesai maka kain harus dicuci untuk menghilangkan sisa zat warna yang tidak dapat diserap lagi (proses fiksasi zat warna).


4.     Pewarnaan (colouring)

Proses pewarnaan umumnya dilakukan di industri tekstil. Untuk produk tekstil yang digunakan untuk kepentingan terbatas (biasanya menyangkut karya seni) ada juga cara pewarnaan lain seperti menggunakan teknik lukis, colet, air brush dan sebagainya. Contohnya batik colet, pembuatankain tie dye dan lain-lain.


5.     Pencapan (printing)

Proses pemberian zat warna pada bahan tekstil secara setempat pada permukaan bahan tekstil sehingga menimbulkan komposisi warna dan motif tertentu dengan tiga komponen utama yaitu zat warna, pengental dan obat tertentu. Pencapan ada 4 macam yaitu : 1) Pencapan langsung (direct rinting) yaitu langsung dipermukaan kain putih atau berwarna muda, 2) Pencapan tumpang (over printing) pencapan pada kain yang sudah di cap, 3) Pencapan etsa, yaitu pencapan pada kain berwarna gelap, 4) pencapan rintang, yaitu pencapan dengan menggunakan zat perintang warna.

 

 

 

 

 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik dan s...