Senin, 23 November 2020

PEMETAAN SERAT


 

Serat Alam

Serat merupakan jenis bahan yang berupa potongan-potongan suatu komponen yang berbentuk memanjang dan utuh. Serat biasanya digunakan sebagai bahan baku pada usaha tesktil yaitu dalam pembuatan benang dan kain. Serat Alam, yaitu bahan serat yang berasal dari alam seperti hewan dan tumbuhan. Bahan serat alam dikenal oleh orang semenjak ribuan tahun yang lalu sebelum Masehi. Beberapa bukti sejarah yang mencatat jika serat alam sudah dipergunakan semenjak tahun 2.640 SM.

Hal ini terbukti dengan negara yang pertama kali mengolah bahan serat alam ialah negara Cina. Cina sejak dahulu kala sudah menghasilkan serat sutera. Cina begitu tertarik dengan serat sutera yang dihasilkan dari ulat, yang mana bahan ini diolah menjadi benang yang digunakan untuk kebutuhan produk tekstil. Tidak hanya serat sutera saja, bahan serat alam yang lain itu berupa kapas. Pada tahun 1.540 SM, sudah berdiri industri kapas di India.

Serat alam, terbagi atas:

1. Serat tumbuhan biasanya berasal dari biji, buah, daun, dan batang.

2. Serat hewan biasanya berasal dari stapel dan filamen.

Serat alami juga masih bisa digolongkan ke dalam :

1.  Serat tumbuhan atau serat pangan. Biasanya tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan kadang-kadang mengandung pula yang namanya lignin. Contoh dari serat jenis ini sendiri adalah katun dan kain ramie. Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuat kertas serta tekstil. Serat tumbuhan juga cukup penting untuk nutrisi manusia.

2.  Serat kayu. Serat yang berasal dari batang tumbuhan yang berkayu.

3.  Serat hewan. Pada umumnya, tersusun atas protein tertentu. Contoh dari serat hewan ini yang dimanfaatkan oleh manusia saat ini ialah serat ulat (sutra) dan bulu domba (wol).

4.  Serat mineral. Pada umumnya dibuat dari asbestos. Saat ini, asbestos menjadi salah satunya mineral yang secara alami terdapat pada bentuk serat panjang.

Jenis-jenis serat

a.  Jenis serat tumbuhan

1.      Serat Kapas

Kapas (dari bahasa Hindi kapas, sendirinya dari bahasa Sanskerta karpasa) adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut "pohon"/tanaman kapas), tumbuhan 'semak' yang berasal dari daerah tropika dan subtropika. Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil.

Kelebihan Serat Kapas

·         Kuat dan tidak mudah sobek

Kekurangan Serat Kapas

·         Pembuatannya memakan waktu lama


2.      Serat Kapuk

Kapuk randu atau kapuk (Ceiba pentandra) adalah pohon tropis yang tergolong ordo Malvales dan famili Malvaceae (sebelumnya dikelompokkan ke dalam famili terpisah Bombacaceae). Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan bagian utara, Amerika Tengah dan Karibia. Untuk varitas C. pentandra var. guineensis berasal dari sebelah barat Afrika.

Karakteristik Serat Kapuk :

-          Waran serat coklat kekuning-kuningan

-          Berat jeis zat serat sangat kecil

Kelebihan Serat Kapuk:

·         Kapuk tidak mudah rusak karena memang tidak disukai oleh binatang pengganggunya

·         Penggunaan kapuk dalam berbagai keperluan memerlukan jumlah yang sedikit dibanding dengan bahan lain

·         Kapuk dapat dikembalikan keadaanya seperti semula dengan cara dijemur dibaawah sinar matahari

Kekurangan Serat Kapuk ;

·         Menyebabkan alergi pernafasan karena kapuk memiliki partikel-partikel kecil yang tidak terlihat

·         Kapuk menjadi tempat favorit bagi tungau dan mudah dihinggapi debu.


3.      Serat Serabut Kelapa

 Sabut biasanya disebut sebagai limbah yang hanya ditumpuk di bawah tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Dari produk cocofibre akan menghasilan aneka macam derivasi produk yang manfaatnya sangat luar biasa. Di beberapa Negara termasuk Indonesia sabut kelapa diolah menjadi pupuk tanaman.

Kelebihan Serat Sabut Kelapa

·      Dapat menyerap air dengan baik

·      Lebih tahan lama

Kelemahan Serat Sabut Kelapa :

·         Tidak sesuai untuk tanaman akar yang tidak boleh basah

·         Cepat putus

4.      Serat abaka

Serat abaka merupakan salah satu tipe serat dari tanaman. Serat abaka ialah serat yang dihasilkan dari tanaman Musa Textilis, ialah salah satu tipe semacam tanaman pisang namun berasal dari Filipina. Serat abaka diketahui dengan istilah manila.

Karakteristik serat Abaka

-          Bercorak putih hingga kuning gading

-          Terdapat yang bercorak cream hingga coklat muda

-          Terdapat pula yang bercorak kehitam- hitaman

Kelebihan Serat Abaka :

·         Awet, lentur, tahan salinitas

Kelemahan Serat Abaka:

·         Tidak tahan panas, mudah kusut

5.      Serat Urena

Serat urena merupakan serat yang dihasilkan dari tanaman Urena Lobata. Serat urena banyak ditemui di Negeri yang menghasilkannya( memproduksinya). Ialah seperti Negeri Madagaskar, Brazil, serta Congo.

Karakteristik Serat Urena :

-          Bercorak putih sedikit krem serta berkilau

-          Bertekstur halus serta lembut

-          Fleksibel

Kelebihan serta Urena :

·         Bisa digunakan sebagai obat herbal

·         Jika dipanen lebih awal serat akan lebih halus

Kekurangan serat urena :

·         Jika dipanen terlalu lama serat akan menjadi kasar, kurang putih, dan retting lebih sulit



6.      Serat Rami

Serat rami merupakan serat yang berasal dari batang tumbuhan Boehmeria Nivea. Serat rami sudah lama digunakan semenjak 5000- 3300 tahun saat sebelum Masehi. Serat ini sudah lama digunakan oleh Negeri Cina, mereka menngunakan serat ini bagaikan bahan pembungkus mayat( mummy). Negara- Negara yang banyak menciptakan serat rami merupakan: Negeri China, Negeri Filipina, Negeri Jepang, Negeri Amerika Serikat, Negeri Taiwan.

Karakteristik Serat Rami

-          Mempunyai corak yang sangat putih

-          Tidak berganti rupanya meski terserang cahaya matahari

-          Tahan terhadap kuman ataupun jamur

-          Mempunyai tekstur yang lentur serta aman buat dipakai

Kelebihan Serat Rami

·         Serat Rami sangat tahan terhadap bakteri dan jamur

·         Serat rami lebih cepat kering dari serat kapas

·         Serat rami lebih Panjang daripada serat kapas

·         Kain serta rami yang dicampur dengan serat sintesis (polyester dan rayon), apabila dipakai akan terasa dingin, tahan kusut, dan mudah menyerap keringat

Kekurangan Serat Rami

·         Serat rami dapat turun kekuatannya atau rusak dalam beberapa kondisi asam kuat

·         Serat rami mempunyai ketahanan yang baik terhadap panas namun warna serat akan berubah kekuning-kuningan bila dipanaskan pada suhu 120oC selama 5 jam



Sabtu, 21 November 2020

PEWARNAAN DAN PENYEMPURNAAN BAHAN TEKSTIL

 

Proses pewarnaan bahan tekstil ini adalah dimana warna dari tekstil tersebut disempurnakan melalui beberapa tahapan. Proses pewarnaan pada bahan tekstil pada umumnya meliputi proses berikut ini:

1.  Pencelupanya itu pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dengan warna yang sama pada seluruh bahan tekstil dengan 3 komponen bahan utama yaitu zat warna, air dan obat bantu.

2. Pencapan adalah pemberian warna pada bahan tekstil secara setempat pada permukaan bahan tekstil sehingga menimbulkan komposisi warna dan motif tertentu dengan 3 komponen bahan utama adalah zat warna, pengental dan obat bantu.


2.                              3. Pencoletan adalah pewarnaan ini di lakukan dengan menggunakan kuas atau catoonbut untuk memberi warna pada motif kecil seperti bunga, daun atau isian.

  

Proses pewarnaan diatas umumnya dilakukan di Industri tekstil. Untuk produk tekstil yang digunakan untuk kepentingan terbatas (biasanya menyangkut karyaseni )ada juga cara pewarnaan lain seperti menggunakan teknik lukis, air brush dsb.

Proses pencelupan dapat dilakukan pada bahan tekstil baik masih berupa serat, benang ataupun kain. Pencelupan pada serat biasanya dilakukan untuk menghasilkan motif atau komposisi warna pada benang ataupun kain yang komposisi warna/motif tersebut bukan dari hasil pencapan namun efek warna yang ditimbulkan oleh campuran seratnya. Pencelupan pada benang dilakukan untuk memberi warna pada benang dan jika benang tersebut ditenunakan menghasilkan kain yang memiliki komposisi warna /corak tertentu dari susunan dan persilangan benang lusi dan pakan. Misalnya corak yang ada pada sarung, lurik, baju kotak – kotak, kain kasur, kain selimut bergaris dsb. Pencelupan pada kain dilakukan untuk mewarnai kain secara merata dengan warna yang sama pada seluruh kain. Proses pencelupan juga dapat menimbulkan motif/corak tertentu jika kain/benang tersusun atas dua jenis atau lebih serat yang berbeda karena masing-masing jenis serat memiliki kemampuan celup dan efek warna yang berbeda-beda terhadap satu jenis zat warna yang digunakan.

Proses pencapan pada bahan tekstil dapat dilakukan pada benang  atau kain. Pada proses pencapan diperlukan pasta cap yang terdiri dari zatwarna, pengental dan zat-zat pembantu yang tergantung pada jenis serat dan jenis zat warna yang digunakan. Berdasarkan  alat atau mesin yang digunakan, pencapan digolongkan sebagaiberikut:

a. Pencapansemprot (Spray printing)

b. Pencapan Blok (Block Printing)

c. PencapanPenotine (penotine printing)

d. Pencapanbulu (Flock Printing)

e. Pencapankasa (Screen Printing)

f. Pencapan Rotary (Rotary Printing)

g. PencapanRol (Roller Printing)

h. Pencapan transfer (Tranfer printing)

Yang banyak dan paling popular digunakan adalah screen printing dimana dalam proses sederhananya adalah seperti proses cetak sablon yang mungkin sudah sering/biasa kita lakukan.

Faktor keberhasilan pewarnaan pada bahan tesktil ditentukan oleh :

a. Pemilihan zat warna (kesesuaian zat warna dan jenis serat)

b. Peralatan dan Sistem pewarnaan

c. Proses pewarnaan meliputi, larutan/pasta zatwarna, PH, Suhu, Waktu dsb.

 

2.2 Penyempurnaan Bahan Tekstil

Kain grey atau kain mentah adalah kain yang baru selesai melalui proses penenunan. Kain ini masih kasar, kotor, berkanji dan disebut juga dengan kain blacu. Untuk mendapatkan kain yang siap pakai, kain grey harus melalui proses penyempurnaan terlebih dahulu. Proses penyempurnaan kain bertujuan untuk meningkatkan dan merekayasa sifat dasar serat agar sesuai dengan  kebutuhan  bahan dasar busana. 

1.     Pemasakan (scoaring)

Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkkan bahan untuk menyerap zat-zat yang ada pada proses berikutnya. Tujuan dari proses ini adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum, kulit biji kapas (pada serat selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada seratsintetik) sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara merata.

Proses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan menggunakan alkali sepertiNaOK dan Na2CO3. NaOH sebagai alkali berfungsi kuat untuk membantu aktifnya proses pengelantangan. Sedangkan H2O2 berfungsi sebagai zat oksidator pada proes pengelantangan.

Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek detergenisasi dari larutan pemaakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan stimultan dengan proses penghilangan kanji dan pengelantangan. Untuk bahan dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakuan secara terpisah (seratalam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat campuran biasanya dilakukan proses simultan.

2.     Pemutihan (bleaching)

Pemutihan adalah proses menghilangkan warna kekuning-kuningan pada bahan mentah karena pigmen alam sehingga diperoleh bahan yang putih. Proses ini menggunakan NaOCL, CaOCl (kaporit), SO2,NaSO3 dan lain-lain.

Kain putih yang didapat dari proses bleaching adalah kain yang siap untuk proses selanjutnya, yaitu proses pencelupan dan printing. Sedangkan kain yang ingin dijual berupa kain putih harus melalui proses lagi dengan pemutih optik yaituz at yang menambah daya kilap karena pengumpulan pemantulan sinar sehingga tampak lebih putih dan berkilau. Zat pemutih optik bersifat fluorocence yaitu mampu menyerap sinar UV dan diubah menjadi sinar yang panjang gelombangnya berubah-ubah.

3.     Pencelupan (dyeing)

Pencelupana dalah proses pemberian warna secara merata dan bersifat permanen dengan menggunakan medium utama air. Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan zat warna dalam air, kemudian memasukkan bahan tekstil kedalam larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat.

Pencelupan menggunakan zat pewarna. Zat pewarna ada yang terbuat secara alami, seperti kunyit, teh, daun pohon nila dan sebagainya. Namun zat pewarna alami ini hasilnya tidak konsisten. Zat pewarna sintetis dibandingkan dengan zat pewarna alami lebih baik dan hasilnya lebih konsisten. Zat warna sintetis digunakan sesuai dengan asal serat tekstil. Misalnya za twarna direk (wantex) dan reaktif (dilon) dapat digunakan untuk kain dari seratselulosa, protein dan poliamida. Sedangkan zat warna dispersi (iretsu) dapat digunakan untuk kain dari semua jenis serat.

Proses pencelupan dibagi menjadi empat tahap. 1) proses difusi, yaitu proses pelarutan zat warna kedalam air. 2) proses migrasi, yaitu proses penempelan zat warna pada permukaan kain. 3) proses absorbsi, yaitu proses masuknya zat  warna kedalam serat kain. 4) proses penetrasi, yaitu proses masuknya zat warna ke dalam pusat serat tekstil.

Bahan yang dibutuhkan untuk proses pencelupan : Air sebagai  zat pelarut, zat pewarna, zat pembantu (garam, cuka, tawas), suhuantara 40-100 derajat C. Proses pencelupan : 1) masukkan zat pewarna dan zat pembantu kedalam air, 2) panaskan air hingga mencapai suhu yang ditentukan, 3) masukkan kain dan aduk hingga proses penetrasi zat warna, 4) keluarkan kain. Setelah proses pencelupan selesai maka kain harus dicuci untuk menghilangkan sisa zat warna yang tidak dapat diserap lagi (proses fiksasi zat warna).


4.     Pewarnaan (colouring)

Proses pewarnaan umumnya dilakukan di industri tekstil. Untuk produk tekstil yang digunakan untuk kepentingan terbatas (biasanya menyangkut karya seni) ada juga cara pewarnaan lain seperti menggunakan teknik lukis, colet, air brush dan sebagainya. Contohnya batik colet, pembuatankain tie dye dan lain-lain.


5.     Pencapan (printing)

Proses pemberian zat warna pada bahan tekstil secara setempat pada permukaan bahan tekstil sehingga menimbulkan komposisi warna dan motif tertentu dengan tiga komponen utama yaitu zat warna, pengental dan obat tertentu. Pencapan ada 4 macam yaitu : 1) Pencapan langsung (direct rinting) yaitu langsung dipermukaan kain putih atau berwarna muda, 2) Pencapan tumpang (over printing) pencapan pada kain yang sudah di cap, 3) Pencapan etsa, yaitu pencapan pada kain berwarna gelap, 4) pencapan rintang, yaitu pencapan dengan menggunakan zat perintang warna.

 

 

 

 

 


 


Makna Simbol Dalam Label Busana

 


Didalam label biasanya terdapat simbol simbol yang bertujuan untuk memberitaukan bagaimana perawatan yang baik untuk pakaian  tersebut, berikut beberapa pengertian dari simbol simbol yang terdapat pada label :

A.       Washing (Symbol Perawatan Pencucian)

        

Simbol perawatan pencucian pakaian pada umumnya berbentuk wadah yang berisi air. Penambahan titik, angka, gambar tangan, garis dan silang mempunyai arti sendiri untuk jenis pakaian.

  1. Wadah dan air

Simbol ini mempunyai arti bahwa pakaian tersebut dicuci dengan mesin cuci pada semua suhu. Jenis pakaian yang biasanya menggunakan simbol ini adalah pakaian dari bahan cotton, linen, dan spandex.

  1. Garis dibawah wadah

Garis ini mempunyai arti pengaturan putaran level pada mesin cuci. Tidak terdapat garis mempunyai arti putaran normal yang biasanya cepat, satu garis berarti putaran sedang, dan dua garis putaran lambat.

  1. Tangan

Gambar tangan didalam wadah artinya bahwa pakaian hanya boleh dicuci dengan menggunakan tangan dan tidak boleh menggunakan mesin cuci. Jenis kain yang hanya boleh dicuci dengan tangan adalah wool dan silk.

  1. Silang

Gambar silang tepat di wadah menandakan bahwa pakaian tidak boleh dicuci baik dengan tangan maupun dengan mesin cuci. Pakaian jenis ini hanya boleh dilakukan perawatan dengan dry clean. Jenis pakaian yang biasa melakukan perawatan dry clean adalah setelan jas, kulit, atau jenis gaun yang penuh dengan aksen payet.

  1. Angka

Merupakan symbol untuk mengatur suhu yang akan digunakan pada saat pakaian dicuci di mesin cuci. Dan suhu tidak boleh melebihi angka tersebut.

  1. Titik

Selaian angka, ada juga yang menggunakan symbol dengan titik. Mempunyai kegunaan untuk mengatur suhu. Semakin banyak titik yang ada, semakin panas suhu yang digunakan.

B. Bleaching (Symbol Perawatan Dengan Pemutih)


        1. Segitiga

            Pakaian boleh dicuci dengan segala jenis pemutih

        2. garis

            Pakaian hanya boleh menggunakan jenis pemutih yang mengandung chlorine saja.

  1. Tanda silang

            Pakaian tidak diperbolehkan sama sekali menggunakan pemutih jenis apapun.

C.  Ironing  (Symbol Perawatan Proses Penyetrikaan)


1.              1. Setrika

        Pakaian boleh disetrika dengan suhu berapapun atau menggunakan setrika uap.

    2.  Titik

    Simbol ini sebagai pengatur suhu. Semakin banyak titk yang tertera, semakin panas suhu yang dibutuhkan.

    3. Silang pada setrika

        Pakaian tidak boleh disetrika.

    4. Silang dibawah setrika

        Pakaian tidak boleh menggunakan setrika uap.

D.       Dry Cleaning  (Symbol Perawatan Dengan Proses Dry Cleaning)


    1.      Silang

        Pakaian tidak boleh menggunakan proses dry cleaning. Jenis pakaian yang menggunakan bahan wool, silk, rayon / viscose, dan acetate.

    2.      Lingkaran atau Huruf A

        Simbol hanya lingkaran atau terdapat huruf A mempunyai arti bahwa pakaian boleh dirawat dengan  dry cleaning menggunakan semua jenis bahan larutan kimia.

    3.      Huruf P

        Proses dry cleaning hanya menggunakan  bahan larutan kimia standart seperti Perchloroethylene, R113, dan Hydrocarbon.

    4.      Huruf W

Proses dry cleaning tidak boleh menggunakan larutan kimia jenis apapun.

    5.      Huruf F

        Proses dry cleaning hanya boleh menggunakan larutan kimia berbasis Petroleum seperti R113 dan Hydrocarbon.

    6.      Lingkaran dengan garis di bawah kanan

        Proses dry clean dengan panas yang rendah.

    7.      Lingkaran dengan garis di bawah kiri

        Proses dry clean dengan siklus yang pendek atau tidak boleh lama lama.

    8.      Lingkaran dengan garis di atas kanan

        Proses dry clean tampa uap.

    9.      Lingkaran dengan garis di atas kiri

        Proses dryclean mengurangi kelembapan, kering

E.       Dry (Symbol Perawatan Pengeringan)



        1.      Symbol kotak

            Pengeringan tanpa menggunakan mesin cuci

        2.      Symbol kotak dan lingkaran

            Pengeringan dengan menggunakan mesin cuci.

        3. Seperti gambar amplop

            Pengeringan (penjemuran) boleh menggunalan gantungan atau hanger.

        4. Kotak garis 

            Dijemur ditempat biasa tanpa hanger.

        5. Kotak garis 1 rata

            Dry Flat atau dijemur pada permukaan rata

        6. Kotak garis di pojok

            Tidak boleh dijemur langsung dibawah sinar matahari

        7. Kotak di silang

            Tidak boleh dijemur, jadi hanya boleh dikeringkan menggunakan pengering mesin cuci.

        8. Kain di peras disilang

            pakaian dilkarang di peras

        9.    Kotak berisi titik

               Keterangan untuk pengaturan suhu pada mesin pengering.

        10. Kotak berisi garis

        Keterangan pengaturan level putaran pada mesin pengering. 1 strip berarti cepat dan 2 strip berarti lebih lambat.

        11. Kotak berisi lingkaran hitam

            Tidak boleh ada panas  (no heat) pada saat proses pengeringan.

        12. Tanda silang

            Tidak boleh dikeringkan dengan mesin cuci, harus dijemur.


PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik dan s...